ا
"Mas,
terima kasih ya. untungnya bukunya dibawain. kalo nggak aku nggak tau
deh referensi darimana" kata Dina
"Lain
kali, jangan mendadak ya. kasih taunya. tadi mas sampai gak enak tuh
sama teman mas. karena dia harus balik lagi ke kostnya buat ambil
buku itu." Kata Bebep
"ya,
maaf mas. hehehe" kata Dina sambil tertawa
Bebi
Anggoro, berjalan menyusuri hidupnya dengan visi yang ia miliki.
setiap saat yang ia miliki sangat berharga baginya. ia tidak pernah
membuang waktunya untuk hal-hal yang sia-sia. tidak hanya kuliah yang
ia jalani tapi ia juga menjadi kontributor salah satu surat kabar
ternama.
orangtuanya
yang berkecukupan tetap mendukung apa saja yang ingin ia lakukan.
sejumlah prestasi ia raih didunia kampus ataupunn kompetisi akademis
lainnya.
"Diana."
kata Bebep kepada Aditya
"Maksud
lo, Diana?" tanya Aditya "hehe, akhirnya temen gue normal
juga"
"MAKSUDDD
LOOOOO?!!!"
"ya,
akhirnya lo suka juga sama Diana yang cantik itu."
"dit,
gue emang suka sama dia dari SMA dulu. tapi gue malu buat bilang ke
dia."
"mmm
udah lama juga ya, kalo gitu?"
"begitulah"
"kok
kuat sih, nah daripada kedahuluan sama orang lain lho, bep"
"Diana,
hari ini pulang bareng yuk."
"maaf,
nggak bisa bep. aku dijemput kakakku"
Sejak
SMA Bebep memang sudah jatuh cinta terhadap Diana, gadis itu memang
mempesona. anggun, sopan dan sangat bisa menjaga dirinya dan membawa
dirinya ia tahu aturan-aturan yang pantas baginya. ia berasal dari
keluarga yang sederhana, kerendahan hatinya dan juga kecerdasannya.
Seandainya,
ia mau pacaran mungkin saja ia telah memilih setiap gadis yang cantik
yang ada dikampusnya tetapi ia sudah tahu bagaimana seharusnya aturan
untuk mencintai. Ibunya dan Ayahnya adalah orang yang memegang teguh
ajaran agama mereka mengajarkan anak-anak mereka bagaimana menjaga
hubungan pergaulan antara laki-laki dan perempuan. "Gue gak mau
pacaran dit. Takut kebablasan, udah banyak contohnya gue gak mau tuh
kalo sampai kejadian." suatu siang kata Bebep "Ya, juga
sih. Tapi kalo pacaran masih muda nanti tuanya gak akan mau pacaran."
Kata Adit.
"GAk
ada hubungannya, itu semua balik lagi keindividu masing-masing. Nih,
perselingkuhan itu terjadi karena didalam hubungan itu tidak ada rasa
penghormatan satu sama lain tidak ada rasa percaya satu sama lain,
tidak ada visi satu sama lain, tidak ada keinginan yang membangun
bersama. Nah analogikan dengan negara ini, ketika presiden tidak lagi
percaya dengan wakilnya. dari situ akan ada crush yang bisa
menjadikan sbuah jarak sehingga terjadilah ketidak sepahaman."
jelas Bebep.Adit hanya diam saja sambil memperhatikan temannya
bicara. "Kalo kita yakin dengan pasangan kita dan cocok dengan
kita maka insya Allah tidak akan ada crush dalam hubungan."
lanjutnya
"Oh,
jadi selama ini lo gak mau pacaran alasannya ini?"
"Ya,
ini adalah salah satunya. Yang terpenting keyakinan gue mengajarkan
untuk mensucikan hubungan antara laki-laki dengan perempuan."
"siip
deh, oh ya. kalo lo tidak melakukan pacaran bagaimana cara lo
perkenalan dengan perempuan yang pengin lo jadikan pasangan hidup?"
"Caranya
dengan Ta'aruf. Ta'aruf ini cara untuk mengenal. dalam cara ini
adalah pertemuan dua keluarga dimana didalamnya ada sebuah maksud
untuk mengenal pribadi satu sama lain, antara laki-laki dengan
perempuan yang berniat untuk berumah tangga."
"Kalo
gak cocok gimana?"
"Yaudah,
didalam ta'aruf ada pembicaraan-pembicaraan yang mengarah kesitu.
sehingga kalau tidak ada kecocokan atau apa maka tidak akan ada yang
dirugikan. gak ada tuh yang namanya galau-galauan, yang lagi
menginfeksi setiap anak muda."
"Oh
gitu, terus?"
"Yaudah,
kalo cocok dilanjutkan. dah kalo mau lebih lengkap lagi besok gue
lanjutin. siang ini ada pertemuan dengan pengurus BEM. gue cabut dulu
takut telat."
"Thank
you"
Seiring
waktu berjalan, apa yang ia rasakan terhadap Diana semakin membesar.
"Ya Allah, apakah ini benar-benar rasa cinta yang suci? Ya
Allah, jauhkan rasa ini jika ini bisa membuatku lupa pada
kebesaranMu." Ia berjalan melewati taman kampus yang sangat
indah. disana sini terlihat beberapa muda mudi yang duduk berkelompok
yang sedang sibuk berdiskusi atau sedang beristirahat.
"Bep.
Mau kemana?" tanya seorang dari mereka
"Ke
BEM. ada meeting, mari." katanya sambil melambaikan tangannya
kearah mereka.
Ia
melanjutkan perjalanannya menuju tempat pertemuan BEM. Diperjalanan
ia memikirkan apa yang ia katakan kepada temannya itu, Adit. "Apa
yang gue katakan emang sebuah kenyataan, toh gue gak begitu berani
untuk pacaran. Bukan karena gue gak berani berkomitmen, tapi karena
gue tau akibat-akibat yang biasanya terjadi dari pacaran. Kemungkinan
gue bisa jadi merugikan pacar gue, melakukan hal-hal yang bisa
dilarang oleh Agama dan juga kedepannya kalau gue gak sama pacar gue
yang telah gue sakiti pasangan gue mungkin akan tersakiti oleh ulah
gue. Ya Tuhan lindungilah hambaMu ini. Tetapkanlah keyakinan ini,
Jangan palingkan dari MU." Ia bergegas.
Diana
bersama kedua temannya sedang berdiskusi tentang makalah dari
Profesor Iman, ketiganya serius mendalami makalah itu. Makalah
tentang Psikologi Kaum Muda Islam. “Nah, Profesor Iman berpendapat
bahwa, perubahan jaman juga telah mengubah cara pandang mereka dalam
hal pergaulan. Apa pendapat Diana?” tanya Lina teman Diana
“Ya,
pendapat saya. Perubahan jaman seharusnya tidak mempengaruhi ajaran
atau pun aturan yang telah ditetapkan sebagai perintah Agama.
Faktanya kebanyakan mereka merubah cara pandang mereka dalam
pergaulan merasa bahwa jika tidak mengikuti perkembangan jaman
mereka tidak “Gaul” atau apalah istilah mereka.” Kata Diana
“Seharusnya perkembangan jaman seperti ini harus disikapi dengan
ketegasan didalam diri mereka, akan lebih baik bagi setiap orang
untuk menjaga pergaulannya. Untuk masa depan mereka sendiri
sebenarnya. Aturan yang telah menjadi ajaran atau perintah sangat
mudah untuk dijalani.” lanjutnya.
Diskusi
itu berjalan dengan lancar, setiap dari mereka mengungkapkan
pendapatnya, kepedulian mereka terhadap pergaulan jaman sekarang
sangat besar. Tidak heran jika kegiatan keagamaan mahasiswa yang
mereka ikuti sangat aktif. “Semoga event dua minggu lagi akan lebih
sukses dan yang datang lebih banyak.”
“Bebep
tadi bilang kalau besok akan dibuatkan meeting tentang event ini.”
kata Lia
No comments:
Post a Comment