Setelah
sekian lama hari ini adalah hari yang ia tunggu. Sudah lima tahun ia
terpisah dengan kekasih hatinya. Selama ini mereka terpisah Karena
sang pujaan harus menyelesaikan studinya di kota. Lima tahun lalu
perpisahan itu tak terelakkan bagi mereka. Kesedihan yang mendalam
dan perpisahan yang sangat mengharukan.
Sabtu
pagi lima tahun silam, gadis dengan rambut panjang hitam sebahu duduk
termangu dibangku di taman, persis dimana ia duduki
sekarang. Air mata dipipinya menetes jernih dan raut wajahnya memerah
bak mawar yang bermekaran dimusim semi. Gadis itu terisak tanpa
suara, pemuda disebelahnya tak tahu apa yang harus dilakukannya ia
hanya diam dan memandang dengan sangat iba dan gurat rasa bersalah
tampak pada wajahnya yang tampan.
“Kau
pergilah, aku akan menunggumu disini.” Kata Anita “Raih
cita-citamu disana, Man” lanjutnya sambil mengusap airmatanya yang
meleleh dipipinya.
Tak
sedikitpun, pemuda yang ia cintainya itu membuka mulut untuk
menanggapi. Ia hanya diam, ia mengumpat dalam hatinya, andai keadaan
bisa diubah semua menjadi mudah. Jarak tidak akan memisahkan, ia
hanya ingin mengabdi kepada negerinya.