April 11, 2012

Taman Bunga


Setelah sekian lama hari ini adalah hari yang ia tunggu. Sudah lima tahun ia terpisah dengan kekasih hatinya. Selama ini mereka terpisah Karena sang pujaan harus menyelesaikan studinya di kota. Lima tahun lalu perpisahan itu tak terelakkan bagi mereka. Kesedihan yang mendalam dan perpisahan yang sangat mengharukan.
Sabtu pagi lima tahun silam, gadis dengan rambut panjang hitam sebahu duduk termangu dibangku di taman, persis dimana ia duduki sekarang. Air mata dipipinya menetes jernih dan raut wajahnya memerah bak mawar yang bermekaran dimusim semi. Gadis itu terisak tanpa suara, pemuda disebelahnya tak tahu apa yang harus dilakukannya ia hanya diam dan memandang dengan sangat iba dan gurat rasa bersalah tampak pada wajahnya yang tampan.
Kau pergilah, aku akan menunggumu disini.” Kata Anita “Raih cita-citamu disana, Man” lanjutnya sambil mengusap airmatanya yang meleleh dipipinya.
Tak sedikitpun, pemuda yang ia cintainya itu membuka mulut untuk menanggapi. Ia hanya diam, ia mengumpat dalam hatinya, andai keadaan bisa diubah semua menjadi mudah. Jarak tidak akan memisahkan, ia hanya ingin mengabdi kepada negerinya.