June 30, 2012

At the Platform One

http://us.images.detik.com/content/2010/02/01/157/sudirman3.jpg
"Hei, tunggu! Ada yang ingin aku sampaikan!"
"Apa?"
"Apa kau tidak bisa pamit dulu sebelum pergi?
sama seperti empat tahun lalu. Kau seenaknya pergi
tanpa ada pesan kepada siapapun. Bahkan kepada
temanmu yang terdekat saja tidak."
"Maaf."
"Mudah ya, bilang maaf dan tanpa dosa seperti itu?"
"Lalu harus apa yang aku katakan?"
"Oke. Mungkin cukup dengan maaf saja.
Apa kamu tahu kalau disini ada yang kesepian dan sakit ketika
kamu pergi. Dan sekarang menyesalkah kamu?"
(diam)
"Aku tak berniat menyakitimu sedikitpun. Yang ada aku kehilangan
dan aku kembali karena masalalu."
"Nah... Katakan sekarang! kau mencintaiku dan kau menyesal
atas semua yang telah terjadi."
"Tidak. Tak akan aku katakan sekarang kau dengan dia, sahabatku."
"Menyesal kau?"
"Maaf aku harus pergi."
"Hei tunggu!"
TO BE CONTINUED

June 23, 2012

Thousand Years

By Christina Perri
Heart beats fast color and promises
How to be brave, how can i love when i'm afraid to fall
Watching her stand alone
All of my doubt sudenly goes away somehow

One step closer

I've died everyday waiting for you
Darling don't be afraid
I've love you
For thousand years
Love you for thousand more

Time stand still beauty and no she is
I would be brave I will not let anything
Take away
Standing in front of me
Every breathe every hour has come to this

One step closer

I've died everyday waiting for you
Darling don't be afraid
I've love you
For thousand years
Love you for thousand more

All along i believed
I would found
Time is brought your heart to me
I've love you
For thousand years
Love you for thousand more

June 16, 2012

Perjalanan Mas Bebep part 2


I'm sorry, are you Indonesian?” suara bening seorang perempuan tiba-tiba memecah lamunannya. Lalu Bebep mengalihkan pandangannya ke arah suara itu. Sesaat ia terdiam.
Ya, benar. Anda juga?” kata Bebep. Ternyata ada dua perempuan yang duduk diseberang kursinya dan keduanya berkerudung.
Ya, benar. Alhamdulillah.” jawab wanita yang sama, yang tadi bertanya kepadanya. “Kami mau ke perpustakaan yang ada di kota ini. Tapi saya tidak tahu dimana.” kata wanita itu
Oh ya, pemberhentian kedua turun saja. Gedungnya yang berwarna cokelat.” kata Bebep.
Terima kasih” kata wanita itu. Lalu tak lama tiba dipemberhentian kedua, kedua wanita itu turun. “Terima kasih, Mas. Mari”
Ya, sama-sama” Bebep tetap dikursinya dan meneruskan perjalanannya. Tiba-tiba ada yang hilang dari dalam relung jiwanya yang sejuk baru saja terjadi.
Ia terbangun dari mimpinya.
“Astaghfirullah, tadi kok bisa mimpi seperti itu?” kata Bebep
Semoga bukan mimpi yang tidak-tidak.” lanjutnya. Pikirannya mulai berjalan sudah hampir jam setengah lima pagi, subuh lima menit lagi. Kemudian ia bergegas dari tempat tidurnya, mandi lalu sholat subuh di masjid dekat rumahnya. Jalan-jalan sudah mulai ramai dengan orang-orang yang berangkat bekerja ataupun para penjual sayur mayur yang baru pulang dari pasar. Ibu-bu rumah tanga yang memiliki kegiatan mulia, bangun pagi-pagi sekali bersama suaminya berangkat kepasar lalu belanja banyak sayur mayur yang masih segar.
Mentari masih enggan

June 04, 2012

diantara ilalang mereka bernyanyi
diantara para hulubalang mereka mereka sebuah rencana
diantara sela waktu ini mereka mencoba merajut kembali semua peristiwa
diantara kesenggangan ini mereka memutarkan cerita yang tak biasa dikembalikan

adalah masa lalu yang tidak pernah diajak kembali
aku meminta waktu dikabulkan untuk diputar kembali
namun itu tak pernah dikabulkan
bahkan Nabi yang meminta pun tak akan dikabulkan

setitik langkah ini akan menjadi sejarah yang sangat penting bagiku
tidak hanya untukku tapi juga sejarah yang akan diceritakan; dicaci maki
dibunuh; dibohongi; dipuja; diingkari

itulah yang seharusnya menjadi pelajaran untukku
supaya aku tak lagi meminta waktu untuk dikembalikan
sejarah yang harusnya tak dilupakan
negeri ini semakin jauh melupakan asalnya

June 02, 2012

Friend is You

“Ciee, Ivan pacarnya Vrisca ya?”
“Apaan sih?! Kata Mama kalo masih kecil gak boleh pacaran.”
“Van, dicariin Vrisca tuh...”
“Apaan sih Kak. Dari tadi juga Vrisca ada disini.”
“Iya nih Kak Fadli aneh-aneh aja, siapa juga yang nyariin Ivan. Nanti aku bilangin ke Mamanya lho.”
“Ciee yang lagi pacaran.”
“Mamaaaa.... Kak Fadli nih gangguin Ivan sama Vrisca.”

Temanku yang bernama Vrisca tidak pernah lagi terlihat oleh mataku. Sudah hampir lima tahun sejak kepergian kami ke Malaysia membuat kami terpisah jauh sekali dan tanpa tahu apa yang terjadi satu sama lain. Mengingat dia dan kelakuan kami dahulu selalu membuatku terkikik sendiri. Dia adalah teman pertamaku di sekolah dasar dua belas tahun lalu. Selepas sekolah dasar kami berpisah jalan aku sekolah di sekolah menengah di Jakarta dan melanjutkan ke Malaysia hingga kini. Satu hal yang tidak pernah aku lupa tentang dia, dia selalu ada untuk temannya ini, ya aku.
Tiga tahun pertama berteman dengannya tidak pernah ada sedikitpun rasa malu hadir dibenakku karena berteman dengan seorang anak perempuan. Dia adalah teman pertamaku. Aku ingat saat pertama berkenalan, aku sendiri berangkat dihari pertama sekolahku karena sekolah tidaklah terlalu jauh bagiku hanya selemparan batu dan dia diantar oleh ibunya.